Wednesday, May 11, 2011

BENCANA LAGI

Oleh Fally Kdise

Pada suatu ketika aku sedang membaca koran di depan rumah. Ketika sedang membaca koran dengan serius, aku terkejut mendapati suatu peristiwa yaitu bencana alam. Berita yang dimuat koran ini lalu mengingatkan aku tentang bencana yang beberapa bulang lalu menimpa kami. Tanah longsor telah menghancurkan rumah dan beruntung kami semua tidak ada yang celaka akibat kejadian itu.

Ingatanku perlahan kembali pada malam itu, saat hujan turun dengan sangat deras bagai tak terbendung. Namun, dalam rumah itu keluarga Bapak Feri Marian sedang makan malam bersama, tepat saat jarum jam menunjuk ke angka delapan. Seperti biasanya mereka makan dalam keadaan bersyukur tanpa tahu bahwa bencana sedang mengintai.
Saat malam semakin larut dan hujan pun tak kunjung berhenti, Bapak Feri dan keluarganya beranjak tidur. Mereka semua tertidur pulas karena hujan yang deras menghadirkan ketenangan tersendiri untuk istirahat.
Bencana yang sejak tadi mengintai, kini menampakkan wajahnya. Gempa secara tiba-tiba terjadi, mengguncang tempat tidur dan mengaggetkan semua orang. Datangnya tiba-tiba dan gempa itu pun berlalu pergi dengan cepat sambil meninggalkan rasa takut dan kuatir pada seisi rumah keluarga Bapak Feri. 
“Semua jangan tidur”, kata Bapak Feri. Mereka yang mendengar, tidak ada yang tidur. Jarum jam menunjuk angke sebelas saat peristiwa itu terjadi. Gempa yang datang tiba-tiba tadi ternyata telah mengguncang tanah yang ditimbun dan tanah itu sekarang menunggu waktu untuk roboh dan menimpa apapun yang berada di bawahnya.
Tidak lama kemudian tanah itu pun robohlah. Bagai bunyi gemuruh tanah yang longsor itu menimpa bagian belakang rumah. Bapak Feri dan seisi rumahnya serentak lari keluar rumah karena terkejut. Syukurlah, tanah yang longsor itu tidak sampai menelan korban jiwa. Hanya bagian dapur dari rumah itu saja yang rusak.
Semua warga sekitar pun bangun karena dikejutkan oleh bunyi tanah longsor itu. Segera setelah mengetahui bahwa rumah Bapak Feri terkena tanah longsor maka warga sekitar pun berbondong-bondong untuk memberikan bantuan. Sejak malam itu hingga keesokan harinya mereka semua terus dibantu oleh warga sekitar untuk membenahi kembali bagian rumah mereka yang tertimbun tanah longsor.
Aku disadarkan dari lamunanku dan mendapati aku sedang memegang koran di tangan saat suara pembaca berita pagi dari televisi yang tadi aku nyalakan, menghadirkan berita bencana lagi dan banyak orang yang menderita. Syukurlah, kami semua selamat dari bencana tanah longsor waktu itu. (*)

2 komentar:

semoga kita semua selalu dilindungi Tuhan

Iya, kak! Semoga kita semua selalu dilindungi Tuhan.

Sukses selalu untuk Mading Online!
Semoga kita semua tetap semangat.

Salam manis dari kami semua :)

Post a Comment

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More