Saturday, May 21, 2011

Penulis itu Pintar : Bercerita adalah Belajar

22 Hari Bercerita #1
Dalam tulisan "Janji Pelangi: Bercerita adalah Belajar", sudah disebutkan bahwa kami menceritakan dua cerita secara bergilir. Cerita yang kedua ini berjudul "Penulis itu Pintar". Cerita ini menampilkan Tisya, seorang anak kecil berusia 8 tahun yang gemar membaca dan bercita-cita menjadi seorang penulis hebat.

Livia dan Emma berkesempatan untuk menceritakan kepada kami semua tentang Tisya dan bundanya. Setelah itu Eby dan Mega juga menceritakannya dengan gaya mereka. Kami semua menyimak. Cerita ini bagus sekali! Usai mendengar cerita kami satu persatu memberikan pendapat kami tentang pesan dari cerita ini. Hari ini mulai dari sudut kanan.
Eby yang pertama bicara. Menurutnya, cita-cita memang tidak hanya dokter, polisi, guru, tetapi juga penulis. Penulis adalah cita-cita yang baik karena penulis menuliskan sesuatu yang berguna dan banyak orang membacanya. Emma melihat ajakan untuk rajin membaca sebagai pesan yang penting dari cerita ini. Tisya yang masih delapan tahun saja sudah rajin membaca, apalagi kita yang sudah lebih tua dari dia. Kita harus rajin membaca.  Novren berpendapat bahwa jika rajin membaca seperti Tisya maka kita akan jadi anak yang pintar. 

Ada yang terkesan dengan perkataan bunda Tisya. Jefry mengingat betul apa yang bunda Tisya ucapkan: "Buku itu jendela dunia". Bagi Jefry, rajin membaca membuat orang tahu banyak hal bahkan tentang tempat-tempat yang belum pernah didatanginya.

Di antara kami semua, ada juga yang bercita-cita menjadi penulis, ada juga yang ingin jadi penyair. Kami semua punya cita-cita, namun seperti Tisya, kami harus rajin membaca sebab dengan membaca seseorang pasti banyak pengetahuan dan dengan pengetahuan seseorang bisa melakukan hal yang berguna bagi dirinya, masa depannya dan bagi orang lain.

0 komentar:

Post a Comment

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More