Thursday, July 7, 2011

Kala Sore Cerah Berganti Hujan Malam

Tak banyak yang peduli saat sore cerah yang mengantar Om Jacky, Kak Sazha, dan Kak Dea tiba di Gunung Mimpi perlahan berganti hujan saat malam mulai datang. Kami sibuk mempersiapkan segala kebutuhan Pentas Seni dan Sastra beserta sekian banyak hal lain yang akan kami lakukan pada hari Rabu malam kemarin dan memang tidak mau memandang hujan sebagai masalah besar.
# Gunung Mimpi, Amahusu | Picture by Jacky M #
Sejak pagi tenda sudah didirikan. Alasnya kami buat dari papan dan ditutupi karpet hitam agar nyaman diduduki. Bagian depan tenda yang semulanya dipersiapkan sebagai panggung tidak lagi kami gunakan sebab hujan telah menari-nari di situ sepanjang malam. Tenda yang tidak terlalu luas itu pun berubah menjadi panggung yang luar biasa tepat saat kami yakin bahwa hujan tidak akan reda dengan cepat.

Pentas Seni dan Sastra yang bertemakan "Liburan yang Positif dan Kreatif" pun dimulai. Sahabat dan kakak kami, Evon dan Fally yang memandu acaranya. Berdoa bersama adalah hal yang pertama kami lakukan, disusul pidato oleh kakak kami, Emma Manuhutu. Semestinya ada spontanitas yang ditampilkan setelah pidato, namun kami memutuskan untuk tidak menampilkannya karena ruang dalam tenda ini itu terlalu sempit. Acara pun kami buka dengan lagu gembira, "Libur telah Tiba" yang kami nyanyikan bersama-sama. Usai lagu itu ada penampilan dari beberapa sahabat kami.

# Gunung Mimpi, Amahusu | Picture by Jacky M #
Eby dan Mega berduet dengan bagus. Lagu yang mereka nyanyikan berjudul "Kulihat Ibu Pertiwi". Lagu ini mengingatkan kami semua bahwa tanah air itu bagai ibu yang mengasihi kita. Tiara juga tampil mambacakan puisinya yang berjudul "Alam yang Subur". Puisi ini bercerita tentang Alam yang dulunya subur, namun sekarang semakin hari semakin rusak karena ulah manusia. Melalui puisinya Tiara berpesan agar semua manusia menjaga alam seperti mereka menjaga diri sendiri. Intan tampil setelah Tiara dan membawa pesan yang hampir sama. Melalui lagu yang dinyanyikannya ia berpesan kepada segenap masyarakat Indonesia agar mencintai lingkungan yang bersih dan sehat. Angel dan Livia pun menghibur kami dengan suara yang ceria dan gaya yang gembira. Lalu ada puisi yang dibacakan oleh Kelvin. Puisi yang berjudul "Gunung Mimpi" itu bercerita tentang indahnya pemandangan dari atas gunung tempat tinggal kami dan betapa kami sangat menyayangi tempat ini.

# Gunung Mimpi, Amahusu | Picture by Nick M #
Puisi dan lagu pun ditinggalkan. Sekarang kami berlomba dalam cerdas cermat yang berlangsung dua putaran. Pertanyaan demi pertanyaan berbuah jawaban-jawaban yang memang tidak semuanya benar. Namun, satu hal yang penting, kami mendapat banyak pengetahuan. Setelah berlomba dalam cerdas cermat, kami pun beristirahat sejenak sambil menikmati kebersamaan dalam tenda itu.

Lalu kegiatan berikutnya adalah berbagi pandangan tentang alam bersama Kak Albert Kofit. Sebelum berbincang bersama, kami menyaksikan Severn Suzuki berpidato. Sesudah itu, 'Opa' Rudi Fofid membacakan beberapa puisi. Ada puisi yang berjudul "Hujan" dan satu lagi puisi yang berjudul "Di Bola Matamu". Kami pun berbincang. Bagi Tiara, selain kerusakan alam yang menyedihkan dan harus diatasi, maka kesan paling menarik dari pidato Severn Suzuki adalah cerita tentang mimpi seorang anak jalanan yang jika ia memiliki banyak kekayaan, maka ia akan memberikan rumah, makanan, perlindungan dan cinta kapada orang-orang yang miskin. Teman-teman lainnya juga menyampaikan pandangan mereka lalu Kak Albert juga berbagi pandangan dengan kami.

# Gunung Mimpi, Amahusu | Picture by Nick M #
Tidak terasa, malam makin larut. Banyak kawan-kawan yang mulai mengantuk. Ini saat yang tepat bagi sahabat kami, Juan Lie untuk mengusir kantuk dengan cerita-cerita humor. Juan lahir dan  pernah bersekolah di Papua. Itulah mengapa ia memiliki banyak cerita humor. Setelah kami semua kembali segar, kami pun bermain Puzle secara berkelompok. Permainan ini ternyata seru sekali dan itu membuat kami bersemangat.

Setelah selesai dengan permainan, kami pun tidur sambil menikmati bunyi hujan di atas tenda. Ada beberapa kakak yang menjaga kami tidur. Mereka tentu tidak tidur semalam suntuk. Tapi saat kami bangun di pagi hari, mereka tetap terlihat bersemangat.

Pada awalnya, kami berencana untuk mengadakan beberapa perlombaan saat pagi hari, tetapi rencana itu pun terpaksa batal karena hujan masih terus turun. Akhirnya, kami bersepakat untuk melakukannya nanti sore. Kesempatan yang ada kami gunakan untuk pulang ke rumah masing-masing dan beristirahat siang.

Sore kembali datang dan kami pun berlomba. Mulai dari Gigit Kereupuk sampai dengan Dansa Balon. Mulai dari adik-adik kami yang masih kecil sampai dengan kakak-kakak dan orang tua kami. Sore ini bukan milik kami saja, tapi jadi milik semua orang di Gunung Mimpi.

Terima kasih untuk semua kakak yang sudah datang dan menemani kami. Semoga bisa berjumpa lagi di lain waktu. Salam manis dari kami semua :)

2 komentar:

Terima kasih banyak, Kak Shuresj :)

Salam manis dari kami semua!

Post a Comment

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More